konspirasi

konspirasi

Kamis, 04 Oktober 2012

Berani itu kadang menyakitkan

Berani itu kadang menyakitkan
aku , sekarang sendiri..
pikiranku berjalan kebelakang.
lima bulan lalu..

bukan perkara mudah ketika pikiran terpaksa dituntun untuk mengingatnya.
aku hanya menyisakan sesudut ruang kecil di otakku untukmu waktu itu.
setiap hari , sudah terisi penuh dengan semua tentangmu, 

fotomu, tulisanmu , suaramu..
aku membiarkan semuanya berjalan
sampai pada akhirnya aku , merasakan ada sisi kecil dihatiku yang selalu cemas ketika kamu tidak menyapa ku seharian.
lagi lagi aku membiarkannya.
kemudian , aku tanpa sengaja melihatmu bersama perempuan lain, akrab sekali.
saat itu juga , yang aku merasakan benci pada perempuan yang di dekatmu itu
ya semacam tak rela.
itu yang mungkin sebagian orang menamakan cemburu.
aku diam aku berusaha purapura ngerelain.


Tapi , nggak bisa..
rela itu nggak mudah rela itu sulit.
aku lelah berpurapura.

sampai pada saatnya, aku berani bilang bahwa aku mencintaimu.
iya sebuah paradoks komplek dari apa yang aku rasakan selama ini
iya benar aku mulai mencintai mu
iya benar aku mulai menyukaimu

ketika aku harus berhadapan dengan suara mu saat itu , aku coba mengakkan diriku
iya ini aku..
aku yang berpurapura rela melihat kamu bersama orang lain.

ketika aku jujur dengan semua yang kurasakan , 
ternyata kamu memberikan jawaban yang indah .
kamu tidak bisa .
tidak bisa mencintaiku.
tidak bisa merasakan hal yang spt aku rasakan.


kecewa ?
pasti .
tapi mau apa lagi ?
aku diam , menatap nanar .

 terlalu beranikah aku ? aku hanya mencoba jujur dengan perasaan.